Monday, January 21, 2008

KULINER JAWA TIMUR

Kediri


SOTO BOK IJO


Perjalanan ke Kediri usai sudah ... ... now let`s talk about another magnificent food di Kediri, selain pecel Jalan Doho yang saya beberapa waktu lalu. Kali ini saya akan menceritakan soal Soto Ayam di Kediri yang terletak di dalam kompleks Terminal Baru Kota Kediri. Di sana tidak terdapat deretan penjual soto yang disebut Bok Ijo.Sayangnya saya nggak tahu kenapa lokasi ini disebut begitu, tapi nama tersebut sudah menjadi trade mark di sana, jika kita bertanya tempat makan soto yang paling enak di Kediri. Sebelum memasuki terminal, sepanjang jalan dari arah alun alun menuju kesana, sudah ada deretan penjual soto ayam. Jangan berhenti, karena lokasi Bok Ijo ada di dalam terminal.Di dalam terminal anda akan menemukan deretan sekitar 20 an penjual soto ayam. Yang unik meskipun jualannya sama yaitu soto ayam, tetapi setiap penjual memiliki pelanggan sendiri. Bagi yang baru pertama datang ke Soto Bok Ijo, anda bisa memilih soto mana yang anda suka. Saran saya, biar gampang cari penjual yang paling ramai, biasanya paling enak.Bicara soal sotonya, Soto Ayam Bo` Ijo ini menawarkan berbagai keunikan. Pertama, porsinya. Soto ayam Bok Ijo, rata rata disajikan dalam mangkuk kecil. Dalam satu mangkok anda akan menemukan nasi, potongan ayam kampung, taoge kecil, irisan kol, seiris jeruk nipis dan tentu saja kecap. Sebagai pelengkap, bisa meminta tambahan bagian lain dari ayam seperti kulit, kepala, jerohan atau ada pula sate telur puyuh.Ada tambahan unik yang tidak ditemukan di tempat lain, yaitu ayam bakar kecap. Uniknya, yang dibakar adalah bagian tulang ayam yang dagingnya sudah diambil untuk soto. Nah, kelezatan menikmati sisa daging yang melekat di tulang ayam bakar ini sungguh menerbitkan air liur tiap kali menikmatinya bersama sesuap soto ayam panas. Sungguh dahsyat perpaduan soto ayam yang segar dengan manisnya ayam bakar khas soto Bok Ijo.Karena porsinya yang kecil itu, jangan heran kalo anda bisa nambah sampai 3 atau 4 mangkok lagi. Dijamin anda akan puas. Yang menarik di setiap mangkuk tambahan yang kita santap, saya jamin anda akan merasakan sensasi kesegaran soto ayam panas yang anehnya terasa sangat segar di udara kota Kediri yang panas itu. Soto Bok Ijo rasanya gurih khas Kediri.Soal harga, jangan khawatir. Untuk satu porsi anda hanya perlu membayar 2000 atau 2500 rupiah saja, murah banget khan. Untuk pelengkapnya anda hanya perlu nambah 1000 rupiah sampai 5000 rupiah saja. Ditanggung makan puas, harga lega.Untuk menemani kesegarannya semangkok soto ayam Bok Ijo, anda bisa melengkapinya dengan segelas es jeruk atau es teh. Menikmati soto ini enak pas sore sore atau malam hari. Rata rata penjual soto tersebut mulai menggelar jualannya mulai jam 15.00 sampai 00.00. Kalau mampir ke kota kediri, jangan sampai melewatkan Soto Bok Ijo dalam agenda perjalanan anda. Dimana lagi bisa menikmati semangkuk atau mungkin 4 mangkok soto Ayam seger diiringi suara bis yang menderu masuk dan keluar terminal.

KULINER DAERAH JAWA BARAT

NASI LIWET


Sepasang patung ayam menyambut kedatangan tamu saat memasuki rumah makan Kedai Solo di daerah Sentul, Jawa Barat. Patung ayam tersebut memang tidak berkokok, namun pemasangan simbol ayam menandakan kerajinan ayam, yaitu berkokok, setiap kali manusia bangun pagi. Pernyataan pemilik Kedai Solo, Rio Sarwono, memperjelas arti simbol ayam dalam acara "cicip rasa" pada Senin (7/1/2008) sore itu. Kerajinan ayam berkokok setiap pagi diharapkan menular kepada pelayanan tempat usahanya.Nuansa tradisional tampak mewarnai Kedai Solo yang terletak di Jalan Raya Gunung Pancar nomor 99 pada sore hari sehabis hujan lebat. Senyum ramah pelayan turut membuat hati terasa nyaman dan tenteram, ditambah udara dingin yang mengundang mulut untuk segera mencicipi menu-menu andalan tempat makan.Selain menu makanan tradisional Solo, meja makan unik berkaki mesin jahit bekas turut menghias Kedai Solo. Berbagai macam barang, antara lain perahu kayu, tulang kepala kambing, klentengan sapi, dan penyekat ukiran kayu bekas, ikut menambah kesan unik, tapi tak kusam. Tanaman padi di sekeliling kedai menambah suasana alam desa.Pemilik Kedai Solo lainnya, Dani Sarwono, mengungkapkan pembukaan tempat makanan ini bertujuan mengangkat makanan tradisional Solo. "Kalau bukan kita yang angkat, siapa lagi?" ujarnya. Tanpa basa-basi, pelayan menyuguhkan sepiring nasi liwet komplet. Nasi khas Solo ini disajikan dengan sayur labu disiram kuah warna kemerahan. Ditambah lagi cabe kukus dua buah, ayam suwir, tahu dan tempe bacem menghiasi nasi liwet. Lauk telur putih dan kuning dikukus bercampur santan memang patut disantap habis.Sewaktu mengunyah sayur labu campur nasi yang mirip nasi uduk, gurihnya sangat terasa bergumul dengan lidah. Semakin dikunyah, lidah tak habis-habisnya mengomentari bumbu gurih nasi liwet. Telur putih masuk ke dalam mulut, telur kuning meluncur di kerongkongan. Gurih.Ketua Pengurus Kedai Solo, Dedeh, menjelaskan bumbu-bumbu nasi liwet satu-persatu. Dimulai dari beras, santan, dan garam. Beras dikukus sampai matang jadi nasi, dan diberi santan plus garam secukupnya. Kemudian nasi diangkat diberi bumbu bawang merah, bawang putih dan dikukus sekali lagi. Sebelum dikukus sekali lagi, nasi dikasih daun salam dan lengkuas.Nasi liwet Kedai Solo memerlukan sayur labu. Buah labu diiris panjang, dicampur dengan bumbu bawang merah, bawang putih, lengkuas, daun salam, dan santan.Jangan lupa mengulek cabe merah bagi yang suka rasa pedas. Cabe merah diulek bersama bawang merah, bawang putih, kemudian ditumis dengan lengkuas serta daun salam. Langkah selanjutnya, masukkan labu, kasih santan secukupnya, dan tunggu sampai mendidih. Taruh gula merah, sedikit garam dan gula putih untuk menambah kesedapannya.Telur kuning dan putih penambah lauk nasi liwet ternyata cukup sederhana cara pembuatan dan bumbunya. Pisahkan kuning telur dan putih, kukus secara terpisah. Sebelum dikukus, telur yang telah dipisahkan diaduk dengan santan dan garam. Telur kuning campur santan dibentuk di wadah seperti adonan agar-agar supaya dapat dipotong rapi kotak-kotak. Nasi liwet, sayur labu, beserta telur disajikan bersama ayam suwir, ayam potong, tahu dan tempe bacem, serta dua buah cabe kukus. Lengkaplah sudah menu nasi liwet komplet.Kedai Solo juga menawarkan gudeg Solo, selat Solo (bistik ala Solo), asam ceker ayam, dan garang asam dengan harga beragam. Harga nasi liwet komplet dan gudeg Solo seporsi Rp 18.000 per porsi. Selat Solo seharga Rp 12.500, sedangkan nasi asam ceker ayam dan nasi garang asam seharga Rp 10.000. Tak mahal untuk menu yang lezat itu.

KULINER JAKARTA

Bebek Goreng


Begor plus futsal? Lha, nggak nyambung kan? Tapi makan siang kali ini kami mendapatkan keduanya. Nasi bebek yang ini memang unik. Daging bebek gorengnya empuk, gurih tenan dan krenyes-krenyes renyah. Butiran keringatpun mengucur dari dahi dan hidung karena setruman 'setan merah'. Uah...uah... peudeess polll!Sebagai turunan wong Suroboyo waktu diprovokasi kakak saya tentang bebek goreng khas Surabaya, sayapun jadi terpengaruh. Padahal kalau dihitung-hitung hampir semua warung makan dan resto bebek goreng di Jakarta sudah pernah saya singgahi. Jadilah siang itu saya dan seorang teman memutuskan untuk mampir ke warung bebek goreng cak Topa yang ada di Hanggar IBM Futsal di kawasan Pancoran, Gatot Subroto.Warung cak Topa ini menempati bagian belakang, persis di samping lapangan futsal. Jadi, warung makan ini tak lain ya kantin yang ada dalam satu bangunan dengan lapangan futsal. Jaring-jaring kawat yang tembus pandang menjadi pemisah antara kantin dan lapangan futsal. Wah, asyik juga sambil nonton futsal bisa makan bebek goreng pula!Menu yang disodorkan tak terlalu banyak. Nasi bebek alias nasi putih plus bebek goreng, bebek bakar kecap, bebek bakar bumbu rujak, bebek bakar gule, dan hati ampela. Untuk minuman hanya tersedia beragam minuman teh dingin kemasan dari cooler dan teh hangat saja. Maklum saja, warung yang baru buka bulan November yang lalu ini memang masih banyak pembenahan. Udara panas dari lapangan futsal yang tertutup siang itu diredam dengan kipas angin besar yang dipasang di sudut-sudut atas hanggar."Wah, bebek gorengnya gede juga," demikian komentar teman saya saat melihat tampilan potongan dada bebek goreng yang disajikan di atas piring anyaman lidi. Saya memesan bebek bakar bumbu rujak plus sambal yang disebut ‘setan merah’. Sambal ini disajikan dalam cobek batu yang mungil. Selain itu ada juga sambal yang digoreng dan lebih encer. Sobekan pertama daging bebek goreng yang menyentuh lidah langsung membuat saya kagum.Bagian luar begor ini sangat garing renyah, tetapi bagian dalamnya empuk lembut. Tanpa jejak aroma anyir atau BB si bebek. Bahkan terlacak lamat-lamat aroma bawang putih, jahe dan lengkuas dengan semburat gurih yang pas. Pastilah ini karena cak Topa sang koki dan pemilik, menggoreng dengan teknik deep frying yang tepat! Setelah puas menikmati gurihnya begor, barulah saya mencocol si ‘setan merah’.Kali ini benar-benar saya ‘kesetrum’ rasa pedas menggigit dari cabai rawit merah yang jadi bahan utama sambal. Puedeesss dan butiran keringat mulai berluncuran dari dahi sampai hidung. Makin sering dicocol, makin terasa menantang tetapi makin terasa puedaass!!! Sambal cabai rawit merah ini memang jadi condiment andalan cak Topa. Kecuali cabai rawit merah, sambal setan merah ini diracik dengan paduan terasi Bangka plus Sidoarjo (soal kenapa kedua terasi ini 'dikawinkan' jadi satu, merupakan rahasia dapur cak Topa).Tampilan bebek bakar bumbu rujak tak terlalu merah, bumbu rujak yang kecokelatan merata di seluruh bagian dada bebek. Ada sedikit semburat warna cokelat gosong karena terkena api arang. Hmm…aromanya wangi! Suapan potongan daging bebek ini pun menyentuh lidah. Wah, dugaan saya agak meleset. Tak ada rasa manis berlebihan atau asin yang tajam. Bumbu rujak gaya ‘ndeso’ justru yang terasa dominan, ada rasa pedas cabai, aroma harum bawang putih plus rasa legit gula merah yang tak terlalu ‘menonjok’. Warna bumbu rujak inipun cenderung kecokelatan.Kejutan berikutnya saya dapati saat menarik tulang-tulang dada si bebek bakar, tumpukan bumbu rujak terselip di sela-sela tulang sampai ke ujung yang paling dalam. Bumbu rujaknya benar-benar meresap sempurna. Ini pertanda bumbu rujak benar-benar dimasak bersama bebek sampai meresap. Padahal kebanyakan penjual bebek bakar hanya memakai bebek goreng yang diolesi bumbu dan dibakar. Jadilah rasa bumbu hanya di permukaan saja. Remahan bumbu rujak inipun saya nikmati dengan sedikit cocolan si setan merah. Hasilnya, perpaduan yang pas antara rasa manis dan pedas yang seimbang. Si setan merah jadi tak terlalu ‘mengamuk’ di rongga mulut. Rasa pedaspun kami tundukkan dengan teh manis botolan yang dingin.Warung yang diurus sendiri oleh Mustofa Akbar yang akrab dipanggil 'Cak Topa’ ini memang menawarkan menu spesial di hari-hari tertentu seperti soto bebek dan lontong cap go meh bebek. Sayang siang itu kami tak bisa mencicipi kedua menu spesial tersebut. Nah, kalau sedang terkena macet di kawasan Pancoran Gatot Subroto, Anda bisa mampir di warung cak Topa yang buka dari pukul 12.00 – 22.00 WIB.Nasi bebek plus setan merah cak Topa dijamin bisa membuat Anda berkeringat, segar dan plong. Kalau lokasi kantor Anda ada di kawasan Pancoran Gatot Subroto, cak Topa bisa mengantar begor hangat-hangat ke kantor Anda untuk makan siang. Pesanan akan diterima langsung oleh cak Topa dari HPnya. Uenaaké rek!!!Begor Cak TopaHanggar Futsal IBMPancoran Gatot SubrotoTelpon: 021-4804316 atau 0815-19386981


KULINER SOLO

SATE MBOK GALAK


Sate, gule dan tengkleng racikan mbok Galak ini memang mlekoh bumbunya. Dagingnya empuk, aromanya wangi, dan tidak prengus. Karena itu pula tiap kali pak Harto dan keluarga datang ke Solo, sate racikan mbok Galak ini tak pernah absen di meja makan ndalem Kalitan!Warung makan sederhana di jalan Ki Mangunsarkoro Solo ini tak jauh beda dengan deretan warung makan lain. Yang terlihat mencolok adalah banner sponsor sebuah merk kecap di depan warung yang berwarna merah menyala dengan tulisan kuning; Sate Kambing-Gule-Tongseng-Tengkleng 'Mbok Galak'. Meja panjang dan bangku kayu sederhana berjajar di dalam warung yang nyaris tak pernah kosong. Kepulan asap sate kambingpun menebar di udara, sangat wangi, menggelitik hidung!Seperti warng sate kambing khas Solo, menu yang ditawarkan selain sate kambing, ada tengkleng, gule dan tongseng. Menurut beberapa teman dan orang-orang di sekitar jalan tersebut, warung sate kambing inilah yang hampir selalu melayani pesanan pak Harto dan keluarga bila mereka datang ke ndalem Kalitan. Sebenarnya saya tak hanya penasaran dengan masakan olahan mbok Galak ini tetapi juga ingin tahu asal muasal nama si mbok pemilik warung ini. Mengingat raut muka dan tegur sapanya yang ramah tak mencerminkan sikap 'galak'nya.Sambil melayani pembeli kamipun mengobrol. Nama asli mbok Galak ini adalah Sakiyem. Awal mulanya Sakiyem belajar memasak dan meracik bumbu dari sang bu lik bu Pujo yang lebih dulu buka warung sate pada tahun 1965. Barulah pada tahn 1982, Sakiyem mendirikan warung sate sendiri. Pak Harto, mantan presiden kita mengenal sate kambingnya melalui bu Pujo. Saat Sakiyem buka warung sendiri, keluarga pak Harto lebih sering memesan sate kambing pada Sakiyem."Dulu,satenya kami buat terus dikirim ke Ndalem Kalitan 50-100 tusuk setiap kali kirim", tuturnya. Untuk pesanan tersebut ia mengaku menyembelih 1 ekor kambing. 'Sayangnya setelah pak Harto lengser, jadi jarang pesan sate dan gule lagi. Pesanan yang terakhir itu tahun 2004,' ujar mbok Sakiyem sambil mengaduk gule kambing. Dari keluarga pak Harto, mbak Tututlah yang paling suka sate racikan mbok Galak ini.Proses pembakaran sate mbok Galak sama dengan sate kambing yang lain. Namun, penyajiannya yang unik. Sate kambing tidak disajikan dengan tusuk satenya tetapi dilepaskan dari tusuknya. Jadilah sate kambing sepiring penuh tersaji di depan saya. Dilengkapi dengan irisan daun kol, jeruk nipis dan cabai rawit utuh. Hmmm... aromanya wangi menusuk hidung.Saat gigitan pertama saya kunyah, dagingnya terasa empuk, lembut, dengan lemak tak berlebihan dan rasa manis yang tak terlalu kuat.Tercium aroma harum bawang putih, nyaris tak terlacak jejak bau prengus, aroma tajam khas BB kambing. Saya pun beralih ke piring berisi tongseng. Tongseng yang merupakan potongan daging kambing yang ditumis dengan bumbu gule, diberi tomat dan daun kol, dan kuahnya agak kental nyemek-nyemek. Suapan pertama langsung terasa bumbu gule khas Jawa racikan mbok Galak yang mlekoh, mantap dan berlimpah. Dipadu dengan daging kambing yang empuk, jadilah rasa tongseng yang uenaak! Tongseng ini disajikan dengan sepiring nasi putih.Setelah mencicipi sate dan tongseng mbok Galak barulah saya mengerti kenapa pak Harto menyukai masakan mbok Galak. Pemakaian bumbu yang medok, terutama untuk gule (bumbu gule Jawa tak sama dengan gulai Sumatra), membuat cita rasa masakan khas Solo ini jadi mantap. Untuk berjualan mbok Galak setiap hari menyembelih 5 ekor kambing yang didatangkan dari Pasar Hewan Silir.Proses memasak sudah dimulai sejak pukul 03.00 dini hari untuk mengolah 1000 tusuk sate atau 100 porsi. Mbok Galak memasak bersama 10 orang pegawai termasuk 2 orang anaknya. Soal sebutan 'Mbok Galak' bu Sakiyempun menjelaskan; "Wah, itu karena saya selalu galak sama pegawai," diiringi tawanya yang renyah.Nah, kalau sedang jalan-jalan ke Solo, dan ingin mencicipi sate kambing dan gule khas Jawa, mampir saja ke warung mbok Galak ini. Sekaligus Anda bisa juga membuktikan kalau ternyata pak Harto punya selera yang bagus untuk masakan tradisional. Harga yang ditawarkan juga tak mahal. Tiap porsi sate (10 tusuk), gule dan tongseng dihargai Rp. 14.000,00.


Kambing - Gule - Tongseng - Tengkleng 'Mbok Galak'Jl. Kimangunsarkoro No.122, Solo